Newest Post
// Posted by :Unknown
// On :Selasa, 15 Juli 2014
Manusia Dan Harapan
Latar Belakang
Harapan berasal dari kata harap yaitu
keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum
terwujud. Kata orang manusia tanpa harapan adalah manusia yang mati sebelum
waktu-nya. Bisa jadi, karena harapan adalah sesuatu yang hendak kita raih dan
terpampang dimuka. Hampir sama dengan visi walau dalam spektrum sederhana,
harapan merupakan cip-taan yang kita buat sebagai sesuatu yang hendak kita
raih. Jadi hidup tanpa harapan adalah hidup tanpa visi dan tujuan.
Maka bila manusia yang hidup tanpa
harapan pada hakekatnya dia sudah mati. Harapan bukanlah sesuatu yang terucap
dimulut saja tetapi juga berawal dari usaha. Dia adalah ke-cenderungan batin
untuk membuat sebuah rencana aksi, peristiwa, atau sesuatu menjadi lebih bagus.
Sederhananya, harapan membuat kita berpikir untuk melakukan sesuatu yang lebih
baik untuk meraih sesuatu yang lebih baik.
Harapan dan rasa optimis juga memberikan
kita kekuatan untuk melawan setiap hambatan. Seolah kita selalu mendapatkan
jalam keluar untuk setiap masalah. Seolah kita punya kekuatan yang lebih untuk
siap menghadapi resiko. Ini kita sebut sebagai perlawanan. Orang yang hidup
tanpa optimisme dan cenderung pasrah pada realita maka dia cenderung untuk bersikap
pasif, Oleh karena itu dalam makalah ini kita dapat mengetahui lebih dalam
tentang manusia dan harapan.
I.
Pengertian
Harapan
Harapan atau asa adalah bentuk dasar
dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan di dapat atau suatu kejadian
akan berbuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk
abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan
sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau
sesuatu. Pada praktiknya banyak orang
mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa
esensi harapan berbeda dengan "berpikir positif" yang merupakan salah
satu cara terapi/ proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal
"pikiran negatif" atau "berpikir pesimis".
Kalimat lain "harapan palsu"
adalah kondisi dimana harapan dianggap tidak memiliki dasar yang kuat atau
berdasarkan khayalan serta kesempatan harapan tersebut menjadi nyata sangatlah
kecil.
Contoh – contoh harapan :
*
Budi seorang mahasiswa Gunadarma, ia rajin belajar dengan harapan didalam ujian
tengah semester mendapatkan nilai yang memuaskan.
* Kadir seorang pegawai yang rajin.
Sejak mulai menggarap pekerjaannya ia mempunyai harapan usahanya menjadi besar
dan maju. Ia yakin usahanya menjadi kenyataan, karena itu berusaha bersungguh –
sungguh dengan usahanya.
II.
Sebab
manusia mempunyai harapan
Menurut
kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung
disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau
anggota masyarakat lainnya.
maka
manusia mempunyai harapan untuk Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Untuk
memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini
disebabkan karena kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan
fisik/jasmani maupun kemampuan berpikirnya.
Dengan
adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai
harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Menurut
Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia
itu ialah :
a) Kelangsungan hidup (survival)
b) Keamanan (safety)
c) Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
(be loving and love)\
d) Diakui linkungan (status)
e) Perwujudan cita – cita (self
actualization)
III.
Pengertian Do’a
Doa adalah
permohonan kepada Allah yang disertai kerendahan hati untuk mendapatkan suatu
kebaikan dan kemaslahatan yang berada di sisi-Nya
Hakikat
doa adalah menunjukan ketergantungan kita kepada Tuhan dan berlepas diri daya
dan upaya mahkluk. Doa juga merupakan lambang kelemahan manusia , didalam doa
terkandung pujian terhadap Tuhan.
IV.
Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya,
artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang
berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.
Tiga
teori kebenaran :
1) Teori Koherensi atau konsistensi
Suatu pernyataan diaggap benar bila
pernyataan itu bersifat koherensi atau konsisten dengan pernyataan – pernyataan
sebelumnya yang dianggap benar.
2) Teori Korespondensi
Suatu teori yang menjalankan bahwa suatu
pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu
berkorenponden (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
3) Teori Pragmatis
Kebenanran suatu pernyataan diukur
dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan
praktis.
Ada beberapa kalimat yang dapat kita
perhatikan :
1. Edo
tidak percaya pada diri sendiri.
2. Adit
tidak percaya ia berbuat seperti itu, berita itu kurang dapat dipercaya.
3. Bagaimana
juga kita harus percaya kepada pemerintah.
4. Orang
muslim harus percaya akan nasehat – nasehat yang berasal dari Al-qur’an.
Dengan berbagai contoh kalimat diatas
maka dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa dasar kepercayaan itu adalah
kebenaran.
V.
Kepercayaan
dan Usaha untuk meningkatkannya
Dasar kepercayaan adalah kebenaran.
Kepercayaan itu dapat dibedakan menjadi :
1. Kepercayaan
pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya dapat menang,
dirinya mampu mengerjakan apa yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
2. Kepercayaan
kepada orang lain, dimana orang percaya terhadap kata hati, perbuatanya sesuai
atau terhadap kebenaran orang lain.
3. Kepercayaan
kepada pemerintah, karena pada dasarnya negara berorientasi pada Tuhan dan
kepentingan rakyat, sudah seharusnya kalau sebagai warga negara mempercayai
pemerintah / negara.
4. Kepercayaan
kepada Tuhan, merupakan hal yang sangat penting percaya kepada Tuhan.
Dikarenakan keberadaan manusia yang tidak dengan sendirinya melainkan
diciptakan oleh Tuhannya.
Berbagai usaha dilakukan manusia untuk
meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi
suatu kondisi, situasi dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
1. Meningkatkan
ketakwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
2. Meningkatkan
pengabdian kita kepada masyarakat.
3. Meningkatkan
kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan dan
sebagainya.
4. Mengurangi
nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
5. Menekan
perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah dan sebagainya